DOWNLOAD HERE
IKLAN

Bagaimanakah Penulisan Dialog Yang Benar Dalam Novel

Bagaimanakah Penulisan Dialog Yang Benar Dalam Novel - Hallo sahabat Halaman Adeung, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Bagaimanakah Penulisan Dialog Yang Benar Dalam Novel, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Menulis nikmat, Artikel Tips, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Bagaimanakah Penulisan Dialog Yang Benar Dalam Novel
link : Bagaimanakah Penulisan Dialog Yang Benar Dalam Novel


Hai, pada kesempatan kali ini saya ingin membagikan soal bagaimanakah penulisan dialog dalam novel yang benar. Dialog tidak dapat dipisahkan dalam penulisan sebuah novel. Karena memang dialog itu bagian penting.
Penulisan dialog sering sekali dianggap mudah oleh seorang penulis. Tapi pada kenyataannya masih banyak sekali penulis terutama yang masih pemula, suka keliru dengan penggunaan tanda baca atau huruf kapital dalam penulisan dialog. Karena memang sedikit membingungkan bagi yang baru menyelami dunia menulis.

Ok, saya rasa tidak perlu lama-lama basa-basinya, kamu pasti sudah tidak sabar ingin mengetahui penulisan dialog yang benar.
Disimak ya;

1. Dialog yang menggunakan tanda titik pada akhir dialog.

Dialog benar : "Aku percaya dia akan berhasil."

Dialog salah : "Aku percaya dia akan berhasil".

Penggunaan titik diletakkan sebelum tanda kutip.

2. Jika dialog tersebut menggunakan narasi.

Dialog benar : "Dia memang pria yang baik." Menatap Lucky dengan malu-malu.

Dialog salah : "Dia memang pria yang baik." menatap Lucky dengan malu-malu.

Kalau diperhatikan, penulisan dialog di atas yang membedakannya soal penggunaan huruf kapital pada awal narasinya.

3. Dialog dengan penggunaan tanda koma pada bagian akhir. Namun, sebelumnya kamu harus ketahui. Biasanya penggunaan tanda koma diikuti dengan dialog tag. Dialog tag itu sebuah frase yang mengikuti dialog untuk memberitahukan pembaca siapa yang mengatakan dialog tersebut.

Dialog tag biasanya diawali dengan : ucap, ungkap, ujar, kata, dan yang lainnya.

Dialog benar : "Aku sudah memukul orang yang salah," ucap Budi.

Dialog salah : "Aku sudah memukul orang yang salah." Ucap Budi.

Perbedaan di atas dalam penggunaan tanda titik dan huruf kapital. Ingat! Jika berupa dialog tag maka gunakan tanda baca koma bukan titik & gunakan huruf kecil pada awalan dialog tag bukan kapital.

Sementara jika penggunaan dialog tagnya berada di awal seperti contoh di bawah ini :

Contoh benar : Siti berkata, "Novel lamamu kupinjam."

Contoh salah : Siti berkata. "Novel lamamu kupinjam."

Begitulah penulisan dialog tag yang berada di awal atau akhir.

4. Jika narasi pada sebuah dialog berada di awal.

Contoh benar : Lucky tersenyum. "Kamu memang pacar yang baik."

Contoh salah : Lucky tersenyum, "Kamu memang pacar yang baik."

Yang membuat perbedaan contoh tersebut adalah penggunaan tanda baca (.) dan (,)

5. Tanda seru pada bagian akhir dialog. Kamu mungkin sudah mengetahui kalau tanda seru itu untuk pemberi peringatan atau penegasan.

Contoh benar : "Keluar dari kantorku sekarang!" bentak Maman.

Contoh salah : "Keluar dari kantorku sekarang." bentak Maman.

Kalian melihat perbedaannya bukan? Dalam penggunaan tanda baca.

6. Untuk dialog yang menggunakan tanda tanya pada akhir dialognya.

Contoh benar : "Kenapa kamu bisa ada di tempat seperti ini?" tanya Jesica lirih.

Contoh salah : "Kenapa kamu bisa ada di tempat seperti ini?" Tanya Jesica pelan.

Kalau kamu perhatikan contoh di atas, yang membuat berbeda hanya penggunaan kata Tanya yang menggunakan huruf kapital. Karena yang benar tidak menggunakan kapital.

Namun, jika ternyata dialognya seperti di bawah ini :

"Dia bukan yang menamparnya?" Menatap dalam ke arah seorang wanita yang sedang menangis di hadapannya.

Melihat contoh tersebut, mungkin kamu ingin bertanya, kenapa narasi bagian awalnya kapital? Nah, ini Kamu harus tahu, bahwa kalimat (Menatap dalam ke arah seorang wanita yang sedang menangis di hadapannya.) kalimat tersebut bisa dianggap dengan kalimat yang baru.

Sekarang coba kamu perhatikan dialog yang satu ini :

"Kamu bukan yang menamparnya?" tanya Lucky menatap ke arah seorang wanita yang sedang menangis di hadapannya.

Pada bagian narasi ada kata tanya, berbeda dengan contoh sebelumnya. Maka dari itu contoh kedua masih bisa dianggap dengan kesatuan kalimat.

7. Dialog yang menggunakan tanda baca elipsis atau titik tiga. Kamu sudah tahu bukan kalau elipsis itu untuk memberikan sebuah jeda dalam dialog.

Contoh : "Jadi ... kamu benar tidak mengingatku?"

Nah, elipsis digunakan jika dalam dialog ada kalimat yang harus jeda. Tapi jika menggunakan elipsisnya pada akhir dialog bagaimana? Kamu ingin bertanya seperti itukan. 

Oke, perhatikan contoh di bawah ini.

Contoh pertama : "Tolong hentikan tangisanmu. Aku pusing mendengarnya ...."

Contoh kedua : "Tolong hentikan tangisanmu. Aku pusing mendengarnya ..." ucap Budi.

Kedua contoh di atas itu benar semua tidak ada yang salah. Hanya saja memiliki dua perbedaan. Pada contoh pertama menggunakan (....) karena pada dialog tersebut elipsis berada di akhir dialog dan tidak ada narasi lagi setelahnya. Berbeda dengan contoh yang kedua.

8. Penggunaan kata ganti nama seseorang dalam dialog ataupun nama panggilan.

Contoh : "Jangan tidur larut malam ya, Nak."

Jika kamu menulis dialog yang serupa dengan contoh di atas. Maka kamu harus ingat, sebelum kata (Nak) gunakan tanda koma. Kamu mungkin kamu tahu kenapa kata (Nak) menggunakan huruf kapital, sebab kata (Nak) merupakan kata ganti nama seseorang. Huruf kapital juga berlaku untuk kata panggilan seperti (Mba, Kak, Mas, dll) pahamkan.

Nah, sekarang jika dialognya seperti di bawah ini :

Contoh pertama : "Aku sangat berharap papamu merestui hubungan kita," ucap Dessy pelan.

Contoh kedua : "Aku ingin Papa merestui hubungan kami," ucap Tejo.

Jika kamu perhatikan ada perbedaan di antara kedua contoh tersebut. Iya, pengunaan huruf kapital dan tidak pada kata (Papa) mengapa demikian? Sebab pada contoh pertama di mana kata Papa menggunakan kapital karena sosok yang berada di sana dan mungkin ikut dalam percakapan. Sementara pada contoh yang kedua kata (papamu) tidak menggunakan kapital karena sosoknya tidak ada di sana.


Ok, saya rasa cukup hanya itu saja untuk artikel kali ini. Semoga kamu jadi lebih tahu soal penulisan dialog yang benar. 

Terima kasih



Demikianlah Artikel Bagaimanakah Penulisan Dialog Yang Benar Dalam Novel

Sekianlah artikel Bagaimanakah Penulisan Dialog Yang Benar Dalam Novel kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Bagaimanakah Penulisan Dialog Yang Benar Dalam Novel dengan alamat link https://adeung.blogspot.com/2019/01/bagaimanakah-penulisan-dialog-yang.html


Jangan Lupa Bagikan Halaman Ini

Tidak Ada Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel